Mitos zaman dahulu yang menyatakan bahwa banyak anak banyak rejeki
saat ini masih dianut oleh sebagian besar masyarakat pedesaan di daerah
terpencil. Namun ternyata tidak hanya di Indonesia saja. Mitos ini juga
ternyata dianut di India. Buktinya, seorang kepala keluarga bernama
Ziona Chana yang mempunyai 39 istri, 94 anak, dan 33 cucu. Apakah Anda
bisa bayangkan bagaimana Chana mesti memberikan makan kepada super big family-nya
itu. Mungkin, saat-saat makan adalah sebuah mimpi buruk bagi pria hebat
tersebut. Yang menghebohkan lagi, pria ini dikenal sebagai pemimpin
sekte agama poligami di India.
Gambar
di atas adalah foto dari keluarga terbesar di dunia! Ziona Chana,
Sepertinya, pria tua ini tidak
memperdulikan populasi dunia yang sudah hampir mencapai 7 miliar
penduduk. Ia juga dinilai tidak menghiraukan kebijakan pemerintah dari
berbagai negara yang sudah menerapkan sistem KB (Keluarga Berencana).
Contohnya saja di Indonesia, dengan menghimbau setiap keluarga agar
hanya memiliki 2 orang anak. Sedangkan pemerintah Cina menghimbau dan
membatasi setiap keluarga agar hanya memiliki satu orang anak. Tapi
berbeda ceritanya dengan Ziona Chana yang memiliki 94 orang anak yang
telah memberikannya 33 orang cucu sejauh ini. Penasaran dengan pria yang
satu ini? Yuk, simak artikel berikut.
Ziona Chana adalah seorang
pria berusia 67 tahun yang berasal dari Guwahati, India. Ia adalah
seorang kepala sekte dimana ajaran ini memperbolehkan Ziona untuk
menikahi wanita sebanyak yang ia mau. Ziona bahkan sempat menikahi 10
wanita hanya dalam waktu 1 tahun. Ketika itu Ziona sedang berada pada
usia dengan tingkat produktifitas yang tinggi. Ziona pun menerapkan
sistem rotasi bagi para istrinya untuk tidur dengannya. Rinkmini, salah
satu istri Ziona yang berusia 35 tahun mengatakan bahwa ia mau
menikahinya karena Ziona adalah orang terpenting dan yang paling tampan
di desanya.
Pemimpin sekte `Chana` yang sudah ada sejak tahun
1942 ini percaya bahwa ia dapat memerintah dunia bila anggota
keluarganya telah mencapai 400 orang. Sekte poligami yang dipimpin Ziona
telah memiliki sekitar 4.000 anggota hingga saat ini. Ziona pun
mengatakan bahwa ia belum berhenti untuk mencari istri baru. Bahkan
Ziona pun bersedia pergi keliling dunia untuk mencari istri baru dan
menambah anggota keluarganya. Salah satu putra Ziona mengatakan bahwa
Ziona juga menikahi perempuan miskin dari desa sehingga Ziona dapat
menjaga dan menghidupi wanita tersebut.
Sang
kepala keluarga memiliki 39 orang istri yang telah melahirkan 94 orang
anaknya. Sebanyak 14 orang dari anaknya telah menikah sehingga Ziona
Chana kini memiliki 14 orang menantu perempuan yang telah melahirkan 33
orang cucu. Dan tebaklah, mereka semua tinggal serumah.
Rumah
mereka terdiri dari 100 kamar yang dibangun di sebuah gedung berlantai
4. Rumah keluarga terbesar ini terletak di sebuah bukit di desa
Baktawng. Desa ini berada di Mizoram, negara bagian India. Dan sejauh
ini, Ziona Chana sebagai kepala dan tulang punggung keluarga mampu
membiayai biaya hidup keluarga besar nya ini.
Gambar di atas
adalah rumah tempat kediaman keluarga besar tersebut.
Rumah
di atas menjadi bangunan paling besar yang ada di desa bukit Baktawng
di Mizoram, India. Saking banyaknya anggota keluarga ini, sampai –
sampai mereka mempunyai sekolah sendiri, taman bermain, bengkel dan
pertukangan, kandang babi, peternakan unggas hingga kebun sayuran
sendiri. Dan setiap harinya, hanya untuk makan malam saja keluarga ini
mengkonsumsi 30 potong ayam, 60 kilogram kentang, dan 100 kilogram
beras.
Namun Ziona Chana sama sekali tidak merasa terbebani
membiayai dan menghidupi keluarga besarnya ini. Ziona Chana malah
mengatakan bahwa ia merasa dirinya seperti orang utusan Tuhan karena
telah diberi keluarga besar untuk dipelihara. Ziona Chana pun mengaku
bahwa ia merasa dirinya sangat beruntung karena ia bisa menjadi suami
dari 39 orang istri dan seorang kepala keluarga dari keluarga terbesar
di dunia ini.
Gambar
di atas menunjukkan beberapa anggota keluarga Ziona yang sedang dalam
perjalanan menuju ke gereja. Mobil truk di atas sepertinya tidak cukup
besar untuk menampung seluruh anggota keluarga Ziona. Mungkin saat nya
bagi Ziona untuk memikirkan membeli mobil baru yang sangat besar untuk
menampung keluarganya
Biasanya
dalam hal urusan makan, istri – istri tertua dari keluarga Ziona lah
yang mengaturnya. Mereka sudah membuat jadwal sendiri bagi istri – istri
Ziona yang lain, siapa saja yang bergiliran untuk memasak dan
menyiapkan makanan setiap harinya.
Foto
di atas adalah foto anak – anak Ziona yang masih kecil. Salah satunya
adalah Engi yang masih berusia 5 tahun. Hingga kini, Engi adalah anak
bungsu Ziona.
Gambar
di atas adalah gambar dimana salah seorang istri Ziona sedang
menyiapkan sarapan di rumah. Istri Ziona yang ada pada gambar di atas
membagikan kisahnya kepada kita. Dia mengatakan bahwa saat itu, Ziona
memperhatikannya di sebuah jalan di desa pada pagi hari. Setelah
memperhatikannya, Ziona kemudian mengirimkannya sebuah surat yang berisi
lamaran untuk menikah. Ketika itu, wanita di atas masih berusia 18
tahun.
Selain itu, istri Ziona yang lain bernama Huntharnghanki
menceritakan bahwa seluruh keluarga hidup dengan rukun. Keluarga
tersebut hidup di dalam kasih dan saling menghormati satu sama lain.
Mitos zaman dahulu yang menyatakan bahwa banyak anak banyak rejeki
saat ini masih dianut oleh sebagian besar masyarakat pedesaan di daerah
terpencil. Namun ternyata tidak hanya di Indonesia saja. Mitos ini juga
ternyata dianut di India. Buktinya, seorang kepala keluarga bernama
Ziona Chana yang mempunyai 39 istri, 94 anak, dan 33 cucu. Apakah Anda
bisa bayangkan bagaimana Chana mesti memberikan makan kepada super big family-nya
itu. Mungkin, saat-saat makan adalah sebuah mimpi buruk bagi pria hebat
tersebut. Yang menghebohkan lagi, pria ini dikenal sebagai pemimpin
sekte agama poligami di India.
Gambar
di atas adalah foto dari keluarga terbesar di dunia! Ziona Chana,
Sepertinya, pria tua ini tidak
memperdulikan populasi dunia yang sudah hampir mencapai 7 miliar
penduduk. Ia juga dinilai tidak menghiraukan kebijakan pemerintah dari
berbagai negara yang sudah menerapkan sistem KB (Keluarga Berencana).
Contohnya saja di Indonesia, dengan menghimbau setiap keluarga agar
hanya memiliki 2 orang anak. Sedangkan pemerintah Cina menghimbau dan
membatasi setiap keluarga agar hanya memiliki satu orang anak. Tapi
berbeda ceritanya dengan Ziona Chana yang memiliki 94 orang anak yang
telah memberikannya 33 orang cucu sejauh ini. Penasaran dengan pria yang
satu ini? Yuk, simak artikel berikut.
Ziona Chana adalah seorang
pria berusia 67 tahun yang berasal dari Guwahati, India. Ia adalah
seorang kepala sekte dimana ajaran ini memperbolehkan Ziona untuk
menikahi wanita sebanyak yang ia mau. Ziona bahkan sempat menikahi 10
wanita hanya dalam waktu 1 tahun. Ketika itu Ziona sedang berada pada
usia dengan tingkat produktifitas yang tinggi. Ziona pun menerapkan
sistem rotasi bagi para istrinya untuk tidur dengannya. Rinkmini, salah
satu istri Ziona yang berusia 35 tahun mengatakan bahwa ia mau
menikahinya karena Ziona adalah orang terpenting dan yang paling tampan
di desanya.
Pemimpin sekte `Chana` yang sudah ada sejak tahun
1942 ini percaya bahwa ia dapat memerintah dunia bila anggota
keluarganya telah mencapai 400 orang. Sekte poligami yang dipimpin Ziona
telah memiliki sekitar 4.000 anggota hingga saat ini. Ziona pun
mengatakan bahwa ia belum berhenti untuk mencari istri baru. Bahkan
Ziona pun bersedia pergi keliling dunia untuk mencari istri baru dan
menambah anggota keluarganya. Salah satu putra Ziona mengatakan bahwa
Ziona juga menikahi perempuan miskin dari desa sehingga Ziona dapat
menjaga dan menghidupi wanita tersebut.
Sang
kepala keluarga memiliki 39 orang istri yang telah melahirkan 94 orang
anaknya. Sebanyak 14 orang dari anaknya telah menikah sehingga Ziona
Chana kini memiliki 14 orang menantu perempuan yang telah melahirkan 33
orang cucu. Dan tebaklah, mereka semua tinggal serumah.
Rumah
mereka terdiri dari 100 kamar yang dibangun di sebuah gedung berlantai
4. Rumah keluarga terbesar ini terletak di sebuah bukit di desa
Baktawng. Desa ini berada di Mizoram, negara bagian India. Dan sejauh
ini, Ziona Chana sebagai kepala dan tulang punggung keluarga mampu
membiayai biaya hidup keluarga besar nya ini.
Gambar di atas
adalah rumah tempat kediaman keluarga besar tersebut.
Rumah
di atas menjadi bangunan paling besar yang ada di desa bukit Baktawng
di Mizoram, India. Saking banyaknya anggota keluarga ini, sampai –
sampai mereka mempunyai sekolah sendiri, taman bermain, bengkel dan
pertukangan, kandang babi, peternakan unggas hingga kebun sayuran
sendiri. Dan setiap harinya, hanya untuk makan malam saja keluarga ini
mengkonsumsi 30 potong ayam, 60 kilogram kentang, dan 100 kilogram
beras.
Namun Ziona Chana sama sekali tidak merasa terbebani
membiayai dan menghidupi keluarga besarnya ini. Ziona Chana malah
mengatakan bahwa ia merasa dirinya seperti orang utusan Tuhan karena
telah diberi keluarga besar untuk dipelihara. Ziona Chana pun mengaku
bahwa ia merasa dirinya sangat beruntung karena ia bisa menjadi suami
dari 39 orang istri dan seorang kepala keluarga dari keluarga terbesar
di dunia ini.
Gambar
di atas menunjukkan beberapa anggota keluarga Ziona yang sedang dalam
perjalanan menuju ke gereja. Mobil truk di atas sepertinya tidak cukup
besar untuk menampung seluruh anggota keluarga Ziona. Mungkin saat nya
bagi Ziona untuk memikirkan membeli mobil baru yang sangat besar untuk
menampung keluarganya
Biasanya
dalam hal urusan makan, istri – istri tertua dari keluarga Ziona lah
yang mengaturnya. Mereka sudah membuat jadwal sendiri bagi istri – istri
Ziona yang lain, siapa saja yang bergiliran untuk memasak dan
menyiapkan makanan setiap harinya.
Foto
di atas adalah foto anak – anak Ziona yang masih kecil. Salah satunya
adalah Engi yang masih berusia 5 tahun. Hingga kini, Engi adalah anak
bungsu Ziona.
Gambar
di atas adalah gambar dimana salah seorang istri Ziona sedang
menyiapkan sarapan di rumah. Istri Ziona yang ada pada gambar di atas
membagikan kisahnya kepada kita. Dia mengatakan bahwa saat itu, Ziona
memperhatikannya di sebuah jalan di desa pada pagi hari. Setelah
memperhatikannya, Ziona kemudian mengirimkannya sebuah surat yang berisi
lamaran untuk menikah. Ketika itu, wanita di atas masih berusia 18
tahun.
Selain itu, istri Ziona yang lain bernama Huntharnghanki
menceritakan bahwa seluruh keluarga hidup dengan rukun. Keluarga
tersebut hidup di dalam kasih dan saling menghormati satu sama lain.
Mereka berkumpul di Ruang megah di New York Public Library, sekelompok individu yang merupakan orang yang luar biasa, berkumpul untuk pertemuan orang terkaya di dunia.
Warren Buffett, Oprah Winfrey, Bill dan Melinda Gates, Pete Petersen, Leon Black, Jon Bon Jovi, Marc Benioff, David Rubenstein, Steve Case, Laura Arrillaga Andreessen dan Marc Andreessen. mereka bersatu untuk mendedikasikan sebagian besar kekayaan mereka untuk penyebab filantropi.
Billionaires (lr) Warren Buffet, Oprah Winfrey, Bill dan Melinda Gates, Pete Peterson, Leon Hitam, Jon Bon Jovi, Marc Benioff, David Rubenstein, Steve Case, Laura Arrillaga-Andreessen dan Marc Andreessen
Para miliarder berpose di perpustakaan di Manhattan pada tanggal 26 Juni tahun ini untuk sampul peringatan 30 tahun Forbes, yang diterbitkan pada tanggal 8 Oktober.
Amerika Serikat masih memiliki pangsa terbesar dari milyarder dari bangsa manapun dengan. Sepuluh besar terkaya di Forbes 400: Bill Gates ($ 66 miliar), Warren Buffett ($ 46 miliar), Larry Ellison ($ 41 miliar), Charles Koch ($ 31 miliar), David Koch ($ 31 miliar), Christy Walton & keluarga ( $ 27900000000), Jim Walton ($ 26800000000), Alice Walton ($ 26300000000), S. Robson Walton ($ 26100000000) dan Michael Bloomberg ($ 25 miliar).
Mark Zuckerberg sebenarnya masuk ke daftar ini tapi dia kehilangan hampir setengah dari kekayaannya $ 17.5bn setelah flotasi pasar saham Facebook. Pendiri jaringan sosial sekarang memiliki $ 9.4bn setelah melihat $ 8.1bn menghilang dari nilai pribadinya selama 12 bulan terakhir.
Pendiri Microsoft Bill Gates tetap di bagian atas daftar orang Amerika terkaya dengan kekayaan $ 66bn, diikuti oleh investor Warren Buffett pada $ 46bn.
Pendiri Oracle Larry Ellison adalah ketiga dan bernilai $ 41 miliar, naik $ 8000000000 yang merupakan kenaikan terbesar tahun ini.
Munculnya perangkat lunak MP3 telah
mendorong dunia musik untuk tampil di barisan terdepan. Format data ini
memungkinkan transfer file musik lewat internet sehingga dapat dengan
mudah diunduh (di-download) oleh masyarakat, langsung dari PC mereka.
MP3 adalah kependekan dari MPEG Audio Layer III dan merupakan standar untuk kompresi audio yang dapat memperkecil file musik tanpa mengurangi (atau hanya sedikit mengurangi) kualitas suara yang dihasilkan. MP3 merupakan bagian dari keluarga MPEG, singkatan dari Motion Pictures Expert Group, suatu standar untuk format video dan audio yang menggunakan sistem kompresi.
Di Indonesia, format MP3 mulai populer seiring dengan menjamurnya lapak-lapak maupun distributor penjualan software. Tempat-tempat semacam ini biasanya memperjual-belikan CD (compact disc) berisi lagu-lagu dalam format MP3. Setiap keping CD dengan kapasitas 700 MB sanggup menyimpan kurang lebih 200 lagu. Inilah keistimewaan format musik MP3 yang membedakannya dengan format musik lain. Ukuran file-nya yang relatif kecil sangat memudahkan dalam penyimpanan maupun pemindahan (transfer).
Pencipta MP3
Namun demikian, belum banyak orang yang tahu mengenai kisah sang penemu, yang telah memadukan pengetahuan tentang matematika, suara, dan elektronika - yang secara luar biasa, melakukannya tanpa mengharapkan keuntungan pribadi.
Tolak Tawaran Dana
Kisah ini dimulai dari suatu tempat bernama Institut Frauenhofer, salah satu lembaga penelitian di Jerman yang paling prestisius dan memperkerjakan kurang lebih 250 orang sarjana. Mereka adalah para ilmuwan dan insinyur terbaik Jerman, walaupun kabarnya gaji yang mereka terima tidak lebih besar dari yang ditawarkan oleh standar industri.
Profesor Karl Heinz Brandenburg adalah salah satu ilmuwan yang bekerja di institut tersebut. Keterlibatannya dalam bidang kompresi musik dimulai sejak tahun 1977. Pada awalnya, Profesor Dieter Seitzer-lah yang memiliki gagasan untuk menciptakan suatu metode dalam mentransfer musik melalui jalur telefon standar.
Saat itu, idenya dianggap sebagai suatu teroboson brilian. Namun demikian, ia menolak setiap tawaran dana yang datang sebagai bantuan penelitian. Ia justru memutuskan untuk membentuk suatu kelompok kerja tersendiri yang terdiri dari para ilmuwan dan teknisi Frauenhofer yang memiliki minat terhadap topik semacam itu. Keberminatan Bradenburg terhadap matematika, elektronik, dan gagasan-gagasan nyleneh menjadikan mereka sebagai partner yang ideal.
Selanjutnya, penelitian mengenai kompresi file musik ini dipimpin langsung oleh Bradenburg, dan dilakukan di Institut Frauenhofer, divisi Integrated Circuits (Frauenhofer IIS), di Bavaria. Bradenburg kemudian memutuskan untuk berkonsentrasi pada upaya pengompresian file lewat algoritma. Hasilnya adalah algoritma "MPEG-1 Layer 3" yang kemudian dipersingkat menjadi "MP3".
Sedikitnya jumlah penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya memaksa Bradenburg dan kawan-kawan untuk menciptakan metode, teori, dan risetnya tersendiri. Kebanyakan dari pekerjaan mereka tidak hanya tentang bagaimana mengurangi ukuran file, melainkan untuk mengetahui tingkat penurunan kualitas suara yang masih dapat ditoleransi oleh persepsi manusia.
Otak dan Telinga
Dalam menciptakan MP3, Brandenburg menganalisis bagaimana otak dan telinga manusia menangkap suara. Teknik yang digunakan berhasil memanipulasi telinga dengan membuang bagian yang kurang penting pada suatu file musik. Sebagai contoh, apabila terdapat dua nada yang mirip, atau apabila nada tinggi dan rendah muncul secara bersamaan, otak hanya akan memproses salah satunya. Sehingga algoritma MP3 akan memilih sinyal yang lebih penting dan membuang sisanya. Sahabat anehdidunia.blogspot.com hasilnya adalah file MP3 mampu mengurangi ukuran file audio orisinal hingga 10 kali lebih kecil. Sebagai contoh, sebuah lagu dengan durasi 3 menit dapat menyita alokasi hard-disk sebesar 30 MB. Lagu yang sama dengan format MP3 hanya membutuhkan ruang sebesar 3 MB dengan penurunan kualitas suara yang minimum.
Penemuannya telah mendapatkan sejumlah perhatian di negaranya sendiri, Jerman. Tetapi sambutan hangat justru ia peroleh saat berkunjung ke Silicon Valley untuk melakukan presentasi pada 1997. Di sana ia mendemonstrasikan pengetahuannya mengenai cara menekan ukuran file WAV tanpa membuat pendengar mengetahui perbedaannya. Beberapa pihak pun menunjukkan ketertarikannya untuk membeli proyek tersebut atau mengambil alih hak kepemilikannya. Namun, Institut Frauenhofer bersikeras untuk menjaga semua hak ciptanya, walaupun mereka sebenarnya tidak memiliki banyak uang untuk mengawasi perlindungannya.
Diawali dengan Winamp
Kesuksesan MP3 dimulai pada 1998, ketika Winamp, sebuah mesin pemutar MP3 yang dibuat oleh sepasang mahasiswa bernama Justin Frankel dan Dmitry Boldyrev, ditawarkan secara cuma-cuma di internet. Dalam seketika, penikmat musik di seluruh dunia terhubung dalam satu jaringan pusat bernama MP3, dan saling menawarkan musik-musik yang memiliki hak cipta, secara gratis.
Sebelum terlalu lama, programmer lain pun seperti tidak mau ketinggalan kereta. Mereka menciptakan berbagai perangkat lunak pendukung untuk para pencinta MP3 (MP3 junkies). Encoder, ripper, dan player terbaru dirilis setiap minggunya, dan pertumbuhannya bergerak semakin kencang. Mesin-mesin pencari pun membuat proses pencarian file MP3 tertentu yang dikehendaki menjadi semakin cepat. Selain itu, player portabel seperti Rio dan iPod membuat MP3 dapat dinikmati sambil berjalan.
Saat ini, MP3 ditawarkan sebagai program shareware. Ini artinya siapa pun yang berminat dapat mendaftarkan pada Institut Frauenhofer dan membuat perangkat lunak atau file MP3-nya sendiri. Sejujurnya, mengenai hal tersebut, Bradenburg memang tidak memiliki banyak pilihan karena proyek ini tidak memiliki partner software langsung dan tidak memiliki anggaran untuk membuat rantai distribusi dan pemasarannya sendiri.
Brandenburg menyatakan bahwa ia sangat puas dengan pekerjaannya dan tidak mengambil keuntungan apa pun daripadanya. Ia pun mengaku tidak memiliki selembar saham pun di perusahaan internet atau perusahaan lain yang menggunakan format MP3. Bahkan, ia tidak tertarik terhadap uang sama sekali. "Saya tidak peduli dengan angka-angka yang ada di buku tabungan saya. Tetapi, saya sangat puas dengan apa yang telah saya lakukan, dengan rekan-rekan kerja, dan apa yang telah kami hasilkan bersama," ujarnya pada majalah Jerman, Der Spiegel. Namun demikian Brandenburg tidak berpikir bahwa sistem ini akan menghancurkan industri musik seperti yang banyak pihak telah ramalkan. "Saya pikir hal itu tak akan terjadi, tetapi kita memang telah mengubah industri... Industri harus memahami cara mengendalikan media digital yang baru ini dan peluang yang menyertainya. Mereka harus berkonsentrasi pada hal-hal yang positif ketimbang yang negatif."
Menolak Tawaran
Dengan segala kesuksesan yang telah ia raih, berbagai tawaran menggiurkan pun datang menghampiri, termasuk posisi keprofesoran di Amerika Serikat. Meski demikian, ia tetap bersikap sederhana dan rendah hati. Tampaknya ia sudah cukup bahagia dengan 'dunia kecil'-nya di pinggiran kota Berlin.
Ia pernah berkata pada pers Jerman bahwa setiap kali ia berselancar di internet dan menemukan situs MP3 terbaru dan mengetahui bahwa masyarakat menikmati sesuatu yang pernah ia buat, "Hal itu memberikan perasaan senang yang tak terlukiskan, " ujar Brandenburg suatu hari.
MP3 adalah kependekan dari MPEG Audio Layer III dan merupakan standar untuk kompresi audio yang dapat memperkecil file musik tanpa mengurangi (atau hanya sedikit mengurangi) kualitas suara yang dihasilkan. MP3 merupakan bagian dari keluarga MPEG, singkatan dari Motion Pictures Expert Group, suatu standar untuk format video dan audio yang menggunakan sistem kompresi.
Di Indonesia, format MP3 mulai populer seiring dengan menjamurnya lapak-lapak maupun distributor penjualan software. Tempat-tempat semacam ini biasanya memperjual-belikan CD (compact disc) berisi lagu-lagu dalam format MP3. Setiap keping CD dengan kapasitas 700 MB sanggup menyimpan kurang lebih 200 lagu. Inilah keistimewaan format musik MP3 yang membedakannya dengan format musik lain. Ukuran file-nya yang relatif kecil sangat memudahkan dalam penyimpanan maupun pemindahan (transfer).
Pencipta MP3
Namun demikian, belum banyak orang yang tahu mengenai kisah sang penemu, yang telah memadukan pengetahuan tentang matematika, suara, dan elektronika - yang secara luar biasa, melakukannya tanpa mengharapkan keuntungan pribadi.
Tolak Tawaran Dana
Kisah ini dimulai dari suatu tempat bernama Institut Frauenhofer, salah satu lembaga penelitian di Jerman yang paling prestisius dan memperkerjakan kurang lebih 250 orang sarjana. Mereka adalah para ilmuwan dan insinyur terbaik Jerman, walaupun kabarnya gaji yang mereka terima tidak lebih besar dari yang ditawarkan oleh standar industri.
Profesor Karl Heinz Brandenburg adalah salah satu ilmuwan yang bekerja di institut tersebut. Keterlibatannya dalam bidang kompresi musik dimulai sejak tahun 1977. Pada awalnya, Profesor Dieter Seitzer-lah yang memiliki gagasan untuk menciptakan suatu metode dalam mentransfer musik melalui jalur telefon standar.
Saat itu, idenya dianggap sebagai suatu teroboson brilian. Namun demikian, ia menolak setiap tawaran dana yang datang sebagai bantuan penelitian. Ia justru memutuskan untuk membentuk suatu kelompok kerja tersendiri yang terdiri dari para ilmuwan dan teknisi Frauenhofer yang memiliki minat terhadap topik semacam itu. Keberminatan Bradenburg terhadap matematika, elektronik, dan gagasan-gagasan nyleneh menjadikan mereka sebagai partner yang ideal.
Selanjutnya, penelitian mengenai kompresi file musik ini dipimpin langsung oleh Bradenburg, dan dilakukan di Institut Frauenhofer, divisi Integrated Circuits (Frauenhofer IIS), di Bavaria. Bradenburg kemudian memutuskan untuk berkonsentrasi pada upaya pengompresian file lewat algoritma. Hasilnya adalah algoritma "MPEG-1 Layer 3" yang kemudian dipersingkat menjadi "MP3".
Sedikitnya jumlah penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya memaksa Bradenburg dan kawan-kawan untuk menciptakan metode, teori, dan risetnya tersendiri. Kebanyakan dari pekerjaan mereka tidak hanya tentang bagaimana mengurangi ukuran file, melainkan untuk mengetahui tingkat penurunan kualitas suara yang masih dapat ditoleransi oleh persepsi manusia.
Otak dan Telinga
Dalam menciptakan MP3, Brandenburg menganalisis bagaimana otak dan telinga manusia menangkap suara. Teknik yang digunakan berhasil memanipulasi telinga dengan membuang bagian yang kurang penting pada suatu file musik. Sebagai contoh, apabila terdapat dua nada yang mirip, atau apabila nada tinggi dan rendah muncul secara bersamaan, otak hanya akan memproses salah satunya. Sehingga algoritma MP3 akan memilih sinyal yang lebih penting dan membuang sisanya. Sahabat anehdidunia.blogspot.com hasilnya adalah file MP3 mampu mengurangi ukuran file audio orisinal hingga 10 kali lebih kecil. Sebagai contoh, sebuah lagu dengan durasi 3 menit dapat menyita alokasi hard-disk sebesar 30 MB. Lagu yang sama dengan format MP3 hanya membutuhkan ruang sebesar 3 MB dengan penurunan kualitas suara yang minimum.
Penemuannya telah mendapatkan sejumlah perhatian di negaranya sendiri, Jerman. Tetapi sambutan hangat justru ia peroleh saat berkunjung ke Silicon Valley untuk melakukan presentasi pada 1997. Di sana ia mendemonstrasikan pengetahuannya mengenai cara menekan ukuran file WAV tanpa membuat pendengar mengetahui perbedaannya. Beberapa pihak pun menunjukkan ketertarikannya untuk membeli proyek tersebut atau mengambil alih hak kepemilikannya. Namun, Institut Frauenhofer bersikeras untuk menjaga semua hak ciptanya, walaupun mereka sebenarnya tidak memiliki banyak uang untuk mengawasi perlindungannya.
Diawali dengan Winamp
Kesuksesan MP3 dimulai pada 1998, ketika Winamp, sebuah mesin pemutar MP3 yang dibuat oleh sepasang mahasiswa bernama Justin Frankel dan Dmitry Boldyrev, ditawarkan secara cuma-cuma di internet. Dalam seketika, penikmat musik di seluruh dunia terhubung dalam satu jaringan pusat bernama MP3, dan saling menawarkan musik-musik yang memiliki hak cipta, secara gratis.
Sebelum terlalu lama, programmer lain pun seperti tidak mau ketinggalan kereta. Mereka menciptakan berbagai perangkat lunak pendukung untuk para pencinta MP3 (MP3 junkies). Encoder, ripper, dan player terbaru dirilis setiap minggunya, dan pertumbuhannya bergerak semakin kencang. Mesin-mesin pencari pun membuat proses pencarian file MP3 tertentu yang dikehendaki menjadi semakin cepat. Selain itu, player portabel seperti Rio dan iPod membuat MP3 dapat dinikmati sambil berjalan.
Saat ini, MP3 ditawarkan sebagai program shareware. Ini artinya siapa pun yang berminat dapat mendaftarkan pada Institut Frauenhofer dan membuat perangkat lunak atau file MP3-nya sendiri. Sejujurnya, mengenai hal tersebut, Bradenburg memang tidak memiliki banyak pilihan karena proyek ini tidak memiliki partner software langsung dan tidak memiliki anggaran untuk membuat rantai distribusi dan pemasarannya sendiri.
Brandenburg menyatakan bahwa ia sangat puas dengan pekerjaannya dan tidak mengambil keuntungan apa pun daripadanya. Ia pun mengaku tidak memiliki selembar saham pun di perusahaan internet atau perusahaan lain yang menggunakan format MP3. Bahkan, ia tidak tertarik terhadap uang sama sekali. "Saya tidak peduli dengan angka-angka yang ada di buku tabungan saya. Tetapi, saya sangat puas dengan apa yang telah saya lakukan, dengan rekan-rekan kerja, dan apa yang telah kami hasilkan bersama," ujarnya pada majalah Jerman, Der Spiegel. Namun demikian Brandenburg tidak berpikir bahwa sistem ini akan menghancurkan industri musik seperti yang banyak pihak telah ramalkan. "Saya pikir hal itu tak akan terjadi, tetapi kita memang telah mengubah industri... Industri harus memahami cara mengendalikan media digital yang baru ini dan peluang yang menyertainya. Mereka harus berkonsentrasi pada hal-hal yang positif ketimbang yang negatif."
Menolak Tawaran
Dengan segala kesuksesan yang telah ia raih, berbagai tawaran menggiurkan pun datang menghampiri, termasuk posisi keprofesoran di Amerika Serikat. Meski demikian, ia tetap bersikap sederhana dan rendah hati. Tampaknya ia sudah cukup bahagia dengan 'dunia kecil'-nya di pinggiran kota Berlin.
Ia pernah berkata pada pers Jerman bahwa setiap kali ia berselancar di internet dan menemukan situs MP3 terbaru dan mengetahui bahwa masyarakat menikmati sesuatu yang pernah ia buat, "Hal itu memberikan perasaan senang yang tak terlukiskan, " ujar Brandenburg suatu hari.
|
1. Mario Balotelli
2. Simon Cowell
3. Warren Beatty
4.Saddam Hussein
5. Kim Il-sung
6. Gnassingbe Eyadema
7. Kaisar Nero
[
8. Cristiano Ronaldo
9. LeBron James
Quote:
Sampul depan koran "Völkischer Beobachter" (Pengamat Völkisch) edisi 12 April 1945 yang memperlihatkan foto upacara penganugerahan medali untuk para Hitlerjugend yang dihadiri oleh Adolf Hitler. Ini membuktikan bahwa upacara ini tidaklah diselenggarakan pada saat ultah Hitler (20 April 1945) seperti yang selama ini banyak dikutip di media maupun internet! Di koran itu sendiri disebutkan bahwa upacara ini diadakan pada tanggal 20 Maret 1945 |
Adolf Hitler datang ke tempat upacara dan langsung disambut oleh "Heil mein Führer!" dari Reichsjugendführer Artur Axmann. Penganugerahan medali sendiri telah dilaksanakan beberapa saat sebelumnya oleh Axmann (perhatikan Eisernes Kreuz II klasse yang terpasang di dada para Hitlerjugend!), sementara yang Hitler lakukan hanyalah bersalaman, menepuk pipi sambil memberi selamat kepada bocah-bocah tersebut. Deretan jendela ruang makan Reichskanzlei berada tepat di belakang tangan Axmann yang terangkat. Sesudah upacara selesai, Adolf Hitler, Julius Schaub dan Martin Bormann langsung menginspeksi kerusakan yang terjadi di ruang makan. Disanalah foto terakhir Hitler diambil, tanggal 20 Maret 1945, 1 bulan dan 10 hari sebelum dia bunuh diri!
Adolf Hitler memegang bahu seorang anggota Hitlerjugend. Paling kanan adalah Wilhelm "Willi" Hübner, yang mendapat Eisernes Kreuz II klasse setelah penaklukan kembali Lauban di bulan Maret 1945. Dia bertugas sebagai pembawa pesan dan keberaniannya dalam pertempuran tersebut membuatnya mendapatkan penhargaan yang selayaknya.
Adolf Hitler bersalaman dengan Alfred Czech. Hitlerjugend yang hidungnya bertemu dengan hidung Hitler (kelima dari kanan) bernama Erwin Schiedewig
Upacara penganugerahan ini diselenggarakan di taman Reichskanzlei (Kekanseliran) yang terletak di Voßstraße di Berlin, dan para penerimanya adalah anggota unit tempur Hitlerjugend-SS yang menerima Eisernes Kreuzes dari tangan kepala Hitlerjugend, Reichsjugendführer Artur Axmann, dan kemudian mendapat ucapan selamat dari Sang Führer. Selain film, terdapat juga enam buah foto dari upacara yang tercatat sebagai penampilan resmi terakhir Hitler untuk kamera ini. Sebagai fotografernya adalah asisten dari fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann, dan kini foto-fotonya berada di arsip koleksi Dr. Gustav Wrangel.
Dikabarkan bahwa para anak muda tersebut berdiri selama kurang lebih sejam demi menunggu Sang Führer untuk menginspeksi mereka. Tak ada data jelas apakah para bocah-bocah pemberani ini kemudian selamat dari peperangan yang brutal. Yang jelas, salah seorang di antaranya, Armin Lehmann, selamat dan kemudian menuliskan pengalamannya di masa perang dalam sebuah buku. Lehmann tetap tinggal di Berlin sebagai staff dari Artur Axmann dengan tugas sebagai pengantar berita antara markas Axmann dengan Führerbunker. Dia juga tinggal di ruang radio Kriegsmarine untuk mengantarkan pesan-pesan radio. Setelah perang dia tinggal di Amerika Serikat. Satu yang perlu diketahui: Armin Lehmann TIDAK ADA di antara deretan Hitlerjugend yang menerima medali tanggal 20 Maret 1945, melainkan di acara penerimaan medali (juga untuk Hitlerjugend) yang diadakan tanggal 20 April 1945 pas ulang tahun Hitler di Ehrenhof, Reichskanzlei. Kedua upacara ini sering tertukar tempat dan membuat orang bingung. Satu yang pasti: upacara tanggal 20 April 1945 tidak melibatkan satu orang fotografer atau kameraman pun!
Yang menarik adalah, Lehmann mengenang bahwa dia terkejut melihat penampilan Hitler dalam upacara ini. Sang Führer tampak terlihat ringkih, lemah dan bungkuk. Tangan kirinya bergetar hebat sehingga dia menutupinya dengan selalu menyilangkannya di belakang. Dia gemetaran bukan karena takut akan pasukan Rusia yang sudah mengelilinginya, melainkan karena akibat dari gejala Parkinson yang dideritanya, yang semakin menghebat setelah peristiwa 20 Juli 1944 (Pemberontakan Stauffenberg dkk). Ini juga yang tampaknya menjadi penyebab mengapa Hitler memutuskan untuk tetap tinggal di Berlin dan tidak melarikan diri. Kesehatannya begitu buruk sehingga diragukan dia bisa bertahan apabila harus berjalan jauh atau bersembunyi di tempat sempit demi menghindari kejaran pasukan musuh.
Foto-foto di atas diambil tanggal 20 Maret 1945 (dan bukan tanggal 20 April atau pas ulang tahun Hitler seperti yang banyak diberitakan!). Tanggal tersebut juga merupakan tanggal terakhir fotografer atau kameraman Nazi mengambil gambar Hitler dalam acara resmi (bila anda melihat cuplikan filmnya, maka anda bisa melihat seorang fotografer mengambil gambar di waktu yang sama!). Setelah upacara selesai, Hitler lalu melakukan inspeksi sepintas lalu terhadap ruang makan Reichskanzlei yang terletak di sebelah taman. Para bocah Hitlerjugend sendiri sebenarnya berdiri di dasar anak tangga yang mengarah ke bagian belakang kantor Hitler yang berada berhadapan dengan taman. Setelah Hitler pindah tempat, kameraman film tidak mengikuti Hitler yang pergi menuju ke ruang makan bersama dengan SS-Obergruppenführer Julius Schaub. Foto-foto yang diambil di ruang makan, di antara puing-puing, inilah yang merupakan foto TERAKHIR dari Hitler. Sebenarnya terdapat tiga buah foto, hanya saja yang umum beredar cuma satu foto saja sementara dua lainnya jarang diketahui. Saat Hitler dan Schaub melihat-lihat bekas kerusakan yang terjadi, Martin Bormann masuk dan bergabung dengan mereka. Satu foto terakhir memperlihatkan ketiga orang ini, dan inilah yang bisa dikatakan benar-benar merupakan FOTO TERAKHIR DARI ADOLF HITLER!
Sebenarnya terdapat dua acara penganugerahan medali bagi para bocah Hitlerjugend yang hanya berselang seminggu antara satu dengan yang lainnya. Penganugerahan satu lagi dihadiri oleh Menteri Propaganda Joseph Goebbels dan mengikutsertakan pula para anggota tua Volkssturm. Edisi terakhir dari Volkischer Beobachter bertanggal 20 April 1945 juga memberitakan mengenai upacara ini. Pada saat itu koran yang merupakan corong utama Partai Nazi tersebut hanya terdiri dari satu lembar kertas yang dilipat menjadi empat halaman, dan telah seperti ini dari sejak bulan Februari 1945. Pada saat ulang tahunnya (20 April), Hitler memang mengadakan upacara penganugerahan medali bagi para bocah Hitlerjugend, hanya saja upacara tersebut diadakan di dalam Reichskanzlei dan bukan diluarnya, juga tanpa ada fotografer yang mengabadikan sehingga tidak ada satupun foto yang merekam upacara tersebut.
Ada fakta unik mengenai jati diri Obama yang tidak kita ketahui semua. “Buku Kenang-kenangan Freemasonry di Hindia Belanda 1767-1917” yang diterbitkan atas prakarsa tiga loge besar di Jawa menyatakan bahwa sekolah di Jalan Besuki (besukiweg) tempat Obama belajar dahulu dimiliki oleh freemasonry.
SDN Menteng 01 atau akrab dengan sebutan SDN Besuki kala itu berada di bawah naungan Carpentier Alting Stiching, sebuah Yayasan miliki Freemason yang memiliki perhatian dalam bidang pendidikan.
Carpentier Alting Stiching: Yayasan Freemason
Menurut Arta Wijaya, dalam bukunya “Jaringan Yahudi di Nusantara” (Pustaka Al Kautsar: 2010) Albertus Samuel Carpentier Alting (1837-1915) adalah tokoh masonik yang berada dibalik pendirian sekolah tersebut pada tahun 1902.
Kala itu AS Alting masih melakukan inisiasi tentang pendidikan dengan mendirikan Sekolah Menengah khusus bagi wanita (Hoogere Burgere School/HBS), yang merupakan usaha pendidikan pertama di Hindia Belanda. Jenjang waktu tempuh pendidikan HBS kala itu masih tiga tahun dan sempat mengalami kendala karena kekosongan pendaftar.
Reputasi Alting sebagai seorang pendidik membuatnya terlibat dalam mendirikan berbagai sekolah di dataran Jawa. AS Alting sendiri adalah alumnus teologi di Universitas Leiden dan memiliki pengaruh kuat dalam jajaran Freemasonry di Hindia Belanda.
Selain sebagai pendidik, AS Alting juga tersohor sebagai pendiri Majalah Mason Hindia dan Loge Agung Provinsial Hindia Belanda serta menjabat Wakil Suhu Agung untuk Hindia Belanda.
Seiring berjalannya waktu, AS Alting kemudian mendirikan sebuah yayasan yang dinamakan Carpentier Alting Stiching atau disingkat CAS yang bernaung di bawah Ordo Freemasonry Hindia Belanda atau kala itu disebut Ordo van Vrijmetselaren Nederlansche Oost Indie.
Lembaga-lembaga pendidikan dibawah yayasan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal sekolah tempat Obama mengenyam pendidikan, sekaligus menunjukkan bagaimana visi Alting ke depannya.
Bukti-bukti itu bisa kita lihat jika berkunjung ke situs CAS (cas-reunisten.nl). Ketika membuka situs tersebut, kita akan dihadapkan langsung pada gambar sekolah di Jalan Besuki tempo dulu.
Pada sekolah-sekolah yang dibangun AS. Calting diterapkan semangat inklusif dan pluralisme. Sekolah ini tidak mengenal perbedaan agama, semua masyarakat dari segala jenis agama dipersilahkan untuk menimba ilmu.
Lambat laun kerja keras Alting membumikan pendidikan Belanda yang kental nuansa masonik semakin menorehkan kesuksesan. Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat Hindia Belanda 1764-1962 (Sinar Harapan: 2004), T.H Stevens menyatakan bahwa CAS pada tahun 1952 telah mendapatkan reputasi besar di kalangan Freemasonry.
Yayasan Freemasonry ini mengoleksi lebih dari 1.500 murid yang terbagi dalam Lyceum dengan Middelbare Meisjes School (sekolah menengah untuk perempuan), sebuah Uitgebreid Lager Onderwijs (sekolah menengah pertama) dan tiga sekolah dasar. Para murid merasa senang mengunjungi CAS salah satunya dikarenakan model sistem pendidikan modern dan sangat berkiblat ke Barat.
Nono Anwar Makarim, salah seorang pengacara senior pernah menceritakan bagaimana pengalamannya belajar di Carpentier Alting Stichting pada tahun 1958 yang amat bergaya Eropa. Sepeti dikutip Pusat dan Data Analisa Tempo, Nono mengatakan, ”Sejak kecil saya berdiri di dua kultur yang berbeda, satu kaki pada kultur Barat, satu lagi berpijak di kultur Timur.
AS. Carpenter Alting dan Perannya Menyebarkan Faham Freemason
Pengalaman Alting melanglang buana ke dataran Nusantara sebagai tokoh penting freemason tidak bisa dianggap sepele. Ia rajin berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya demi melebarkan sayap freemason.
Menurut Arta Wijaya, AS. Alting pertama kali menginjakkan kaki di tanah nusantara di kota Padang. Ia kemudian bergabung menjadi anggota Loge matahari dan terlibat mendirikan Perkumpulan Pengurusan Yatim Piatu dan Padang Frobel School yang dibuka pada tahun 1889.
Dari Padang, AS. Alting kemudian dipindahkan ke Buitenzorg (Bogor) dan memegang peranan berpengaruh dalam tubuh Buitenzorg Maconniek Societiet (Perkumpulan Mason Bogor). Perkumpulan ini kemudian meretas berdirinya Loge Excelsior pada 1891 di kota tersebut.
Lama mengenyam diri di Bogor, selanjutnya AS. Alting masih melanjutkan pengembaraannya dengan hijrah ke Semarang pada kurun waktu 1895. Menurut catatan Wikipedia, nama AS. Alting tercatat sebagai pendeta di Gereja Blenduk yang kini terdapat di Jl. Letjend. Suprapto 32 Semarang dengan nama Gereja GPIB Immanuel.
Gereja Kristen ini adalah gereja tertua di Jawa Tengah. Ia dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada tahun 1753. AS. Alting sendiri kemudian aktif berkhotbah di Gereja ini pada durasi 1895-1897.
Alumni CAS dan Riwayatnya kini
Kisah sukses CAS membumikan pendidikan Belanda, membuat para alumninya berinisiatif untuk mendirikan yayasan CAS-Relinisten untuk mengenang masa-masa mereka sekolah dulu.
Bahkan tepat ketika pada tanggal 3 September 1977, telah sukses diadakan peringatan 75 tahun berdirinya cikal bakal CAS pada tahun 1902. Acara tersebut sendiri dilakukan dalam suatu pertemuan besar dengan melibatkan sejumlah alumni dan elemen-elemen terkait di Gedung Konser di Den Haag.
Hal yang patut dicatat adalah bahwa dalam reuni tersebut, Atase Militer kedutaan besar Indonesia meberikan kata sambutan dengan menekankan bahwa CAS di Indonesia telah menjalankan suatu fungsi yang amat penting.
Dan hasil reuni itu kemudian dirumuskan dalam bentuk buku kenangan berjudul Gedenkboek 1902-1977 (Buku Peringatan 1902-1977) yang dilengkapi dokumentasi album foto sehingga memberikan kesan berarti.
Saat pemerintah Indonesia, mengeluarkan Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry beserta segala organisasi derivatnya, nasib kegiatan di sekolah ini sempat terkatung-katung.
Kehadiran CAS yang terendus kuat memiliki misi Freemasonry membuat mereka sibuk memutar kepala. Namun waktu tidak memberi mereka peluang banyak untuk bernafas hingga akhirnya kegiatan di sekolah ini tidak lagi aktif tak lama setelah Keppres itu dikeluarkan.
Sebenarnya Raden Said Soekanto, Kepala Kepolisian pertama RI sudah mengendus akan terjadinya pembubaran CAS pada tahun sebelum kepres itu dikeluarkan.
Soekanto yang juga kader inti freemason telah mengatur strategi untuk meneruskan roda perjalanan sekolah ini dengan cara mengganti nama Yayasan Carpentier Alting menjadi Yayasan Raden Saleh pada tahun 1958.
Namun seperti yang sudah dikisahkan sebelumnya, sejarah CAS di bawah pimpinan Indonesia hanya berlangsung singkat. Kala itu Yayasan Raden Saleh mengambil alih anggaran dasar CAS dan memberlakukan peraturan bahwa mayoritas anggota pengurus haruslah merupakan kader freemason tulen. Akhirnya banyak anggota-anggota pengurus baru berasal dari loge Jakarta “Purwa Daksina”.
Ketua pengurus sendiri dipimpin oleh Soekanto. Sedangkan R. Sumitro Kolopaking dan R. Soerjo memangku jabatan wakil-wakil ketua. Adapun M. Soendoro, yang zaman itu memangku jabatan Sekretaris Agung Loge Agung Indonesia, diamanahkan untuk mengisi posisi sekretaris.
SDN Menteng 01 atau akrab dengan sebutan SDN Besuki kala itu berada di bawah naungan Carpentier Alting Stiching, sebuah Yayasan miliki Freemason yang memiliki perhatian dalam bidang pendidikan.
Carpentier Alting Stiching: Yayasan Freemason
Menurut Arta Wijaya, dalam bukunya “Jaringan Yahudi di Nusantara” (Pustaka Al Kautsar: 2010) Albertus Samuel Carpentier Alting (1837-1915) adalah tokoh masonik yang berada dibalik pendirian sekolah tersebut pada tahun 1902.
Kala itu AS Alting masih melakukan inisiasi tentang pendidikan dengan mendirikan Sekolah Menengah khusus bagi wanita (Hoogere Burgere School/HBS), yang merupakan usaha pendidikan pertama di Hindia Belanda. Jenjang waktu tempuh pendidikan HBS kala itu masih tiga tahun dan sempat mengalami kendala karena kekosongan pendaftar.
Reputasi Alting sebagai seorang pendidik membuatnya terlibat dalam mendirikan berbagai sekolah di dataran Jawa. AS Alting sendiri adalah alumnus teologi di Universitas Leiden dan memiliki pengaruh kuat dalam jajaran Freemasonry di Hindia Belanda.
Selain sebagai pendidik, AS Alting juga tersohor sebagai pendiri Majalah Mason Hindia dan Loge Agung Provinsial Hindia Belanda serta menjabat Wakil Suhu Agung untuk Hindia Belanda.
Seiring berjalannya waktu, AS Alting kemudian mendirikan sebuah yayasan yang dinamakan Carpentier Alting Stiching atau disingkat CAS yang bernaung di bawah Ordo Freemasonry Hindia Belanda atau kala itu disebut Ordo van Vrijmetselaren Nederlansche Oost Indie.
Lembaga-lembaga pendidikan dibawah yayasan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal sekolah tempat Obama mengenyam pendidikan, sekaligus menunjukkan bagaimana visi Alting ke depannya.
Bukti-bukti itu bisa kita lihat jika berkunjung ke situs CAS (cas-reunisten.nl). Ketika membuka situs tersebut, kita akan dihadapkan langsung pada gambar sekolah di Jalan Besuki tempo dulu.
Pada sekolah-sekolah yang dibangun AS. Calting diterapkan semangat inklusif dan pluralisme. Sekolah ini tidak mengenal perbedaan agama, semua masyarakat dari segala jenis agama dipersilahkan untuk menimba ilmu.
Lambat laun kerja keras Alting membumikan pendidikan Belanda yang kental nuansa masonik semakin menorehkan kesuksesan. Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat Hindia Belanda 1764-1962 (Sinar Harapan: 2004), T.H Stevens menyatakan bahwa CAS pada tahun 1952 telah mendapatkan reputasi besar di kalangan Freemasonry.
Yayasan Freemasonry ini mengoleksi lebih dari 1.500 murid yang terbagi dalam Lyceum dengan Middelbare Meisjes School (sekolah menengah untuk perempuan), sebuah Uitgebreid Lager Onderwijs (sekolah menengah pertama) dan tiga sekolah dasar. Para murid merasa senang mengunjungi CAS salah satunya dikarenakan model sistem pendidikan modern dan sangat berkiblat ke Barat.
Nono Anwar Makarim, salah seorang pengacara senior pernah menceritakan bagaimana pengalamannya belajar di Carpentier Alting Stichting pada tahun 1958 yang amat bergaya Eropa. Sepeti dikutip Pusat dan Data Analisa Tempo, Nono mengatakan, ”Sejak kecil saya berdiri di dua kultur yang berbeda, satu kaki pada kultur Barat, satu lagi berpijak di kultur Timur.
AS. Carpenter Alting dan Perannya Menyebarkan Faham Freemason
Pengalaman Alting melanglang buana ke dataran Nusantara sebagai tokoh penting freemason tidak bisa dianggap sepele. Ia rajin berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya demi melebarkan sayap freemason.
Menurut Arta Wijaya, AS. Alting pertama kali menginjakkan kaki di tanah nusantara di kota Padang. Ia kemudian bergabung menjadi anggota Loge matahari dan terlibat mendirikan Perkumpulan Pengurusan Yatim Piatu dan Padang Frobel School yang dibuka pada tahun 1889.
Dari Padang, AS. Alting kemudian dipindahkan ke Buitenzorg (Bogor) dan memegang peranan berpengaruh dalam tubuh Buitenzorg Maconniek Societiet (Perkumpulan Mason Bogor). Perkumpulan ini kemudian meretas berdirinya Loge Excelsior pada 1891 di kota tersebut.
Lama mengenyam diri di Bogor, selanjutnya AS. Alting masih melanjutkan pengembaraannya dengan hijrah ke Semarang pada kurun waktu 1895. Menurut catatan Wikipedia, nama AS. Alting tercatat sebagai pendeta di Gereja Blenduk yang kini terdapat di Jl. Letjend. Suprapto 32 Semarang dengan nama Gereja GPIB Immanuel.
Gereja Kristen ini adalah gereja tertua di Jawa Tengah. Ia dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada tahun 1753. AS. Alting sendiri kemudian aktif berkhotbah di Gereja ini pada durasi 1895-1897.
Alumni CAS dan Riwayatnya kini
Kisah sukses CAS membumikan pendidikan Belanda, membuat para alumninya berinisiatif untuk mendirikan yayasan CAS-Relinisten untuk mengenang masa-masa mereka sekolah dulu.
Bahkan tepat ketika pada tanggal 3 September 1977, telah sukses diadakan peringatan 75 tahun berdirinya cikal bakal CAS pada tahun 1902. Acara tersebut sendiri dilakukan dalam suatu pertemuan besar dengan melibatkan sejumlah alumni dan elemen-elemen terkait di Gedung Konser di Den Haag.
Hal yang patut dicatat adalah bahwa dalam reuni tersebut, Atase Militer kedutaan besar Indonesia meberikan kata sambutan dengan menekankan bahwa CAS di Indonesia telah menjalankan suatu fungsi yang amat penting.
Dan hasil reuni itu kemudian dirumuskan dalam bentuk buku kenangan berjudul Gedenkboek 1902-1977 (Buku Peringatan 1902-1977) yang dilengkapi dokumentasi album foto sehingga memberikan kesan berarti.
Saat pemerintah Indonesia, mengeluarkan Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry beserta segala organisasi derivatnya, nasib kegiatan di sekolah ini sempat terkatung-katung.
Kehadiran CAS yang terendus kuat memiliki misi Freemasonry membuat mereka sibuk memutar kepala. Namun waktu tidak memberi mereka peluang banyak untuk bernafas hingga akhirnya kegiatan di sekolah ini tidak lagi aktif tak lama setelah Keppres itu dikeluarkan.
Sebenarnya Raden Said Soekanto, Kepala Kepolisian pertama RI sudah mengendus akan terjadinya pembubaran CAS pada tahun sebelum kepres itu dikeluarkan.
Soekanto yang juga kader inti freemason telah mengatur strategi untuk meneruskan roda perjalanan sekolah ini dengan cara mengganti nama Yayasan Carpentier Alting menjadi Yayasan Raden Saleh pada tahun 1958.
Namun seperti yang sudah dikisahkan sebelumnya, sejarah CAS di bawah pimpinan Indonesia hanya berlangsung singkat. Kala itu Yayasan Raden Saleh mengambil alih anggaran dasar CAS dan memberlakukan peraturan bahwa mayoritas anggota pengurus haruslah merupakan kader freemason tulen. Akhirnya banyak anggota-anggota pengurus baru berasal dari loge Jakarta “Purwa Daksina”.
Ketua pengurus sendiri dipimpin oleh Soekanto. Sedangkan R. Sumitro Kolopaking dan R. Soerjo memangku jabatan wakil-wakil ketua. Adapun M. Soendoro, yang zaman itu memangku jabatan Sekretaris Agung Loge Agung Indonesia, diamanahkan untuk mengisi posisi sekretaris.
Namun, itu saja dianggap tidak cukup karena Pedro memutuskan untuk menjelajahi pantai dengan berjalan kaki. Bahkan, dia nekad menguji suhu panas lava sekitar 700 hingga 1100 derajat celcius dengan mencelupkan dayungnya dan segera mengangkatnya sebelum terbakar.
Selama seharian, kelompok ini menjelajahi aliran lava dari tebing berketinggian 200 kaki di saat air yang telah bercampur lava merah dengan suhu 50 derajat celcius menerjang ganas.
Dari pengalamannya, Ben mengungkapkan bahwa salah satu ancaman terbesar adalah uap beracun yang dihasilkan saat lava menghempas ke dalam air. Saat itu, air laut bisa membakar kedua tangan mereka.
Sebenarnya, tiga orang ini sedang melakukan syuting perjalanan dengan perahu kayak untuk siaran televisi di Brasil. Selama perjalanan, mereka telah menjelajahi 300 air terjun dan sungai di 4 pulau: Big Island, Kauai, Maui dan Oahu.
Kilauea adalah salah satu gunung berapi teraktif di dunia. Gunung ini melingkari sisi barat daya Big Island di Hawaii. Kebanyakan peneliti merujuknya sebagai bagian dari gunung Mauna Loa. Namun berdasarkan data geologi, Kilauea adalah sebuah gunung terpisah.
Tercatat ada sebanyak 61 letusan aktif sejak tahun 1983. Ketinggian gunung ini sekitar 4.190 kaki di atas permukaan laut dan mencakup 14 persen wilayah Big Island. Gunung ini memuntahkan lava di sepanjang sisi yang mengalir ke Samudera Pasifik.